ZIKIR LABO PETA KAPANCA ( ZIKIR DAN MELUMATKAN DAUN INAI )




ZIKIR LABO PETA KAPANCA
( ZIKIR DAN MELUMATKAN DAUN INAI )

          Prosesi acara Zikir Labo Peta Kapanca di Bima sudah menjadi tradisi oleh masyarakatnya pada saat acara pernikahan, tradisi ini sudah dimulai dari nenek moyang terdahulu.  Pada mulanya masyarakat Bima menganut kepercayaan pada umumnya bercorak Animisme dan Dinamisme, yaitu pokok kepercayaannya merupakan apa saja yang mereka peroleh dari warisan nenek moyangnya.  Namun sejak Islam menjadi anutan orang Bima (Dou Mbojo), ajaran Islam memberikan inspirasi sebagai sumber undang-undang dan peraturan dalam kerajaan yang diatur menurut tata cara Islam sehingga dalam kehidupan masyarakat dalam beberapa aspek diwarnai dan dijiwai oleh ajaran Islam. Tidak heran kemudian, masyarakat Bima memiliki adat istiadat yang bercorak Islam sebagai warisan yang diterima secara turun temurun, salah satunya yakni Zikir Labo Peta Kapanca.
          Asal mulanya Zikir Labo Peta Kapanca yaitu pada masa Sultan Abdul Kahir (16430-1634 M). Salah satu senu budaya Islam  dari Timur Tengah berkembang dengan pesat dan yang paling digemari adal seni suara yang bernafaskan Islam yaitu Zikir. Kemudian Zikir berkembang menjadi  beberapa macam, salah satunya adalah Zikir Kapanca. Zikir Kapanca adalah melagukan syair-syair yang berisi ungkapan rasa syukurn  kepada Allah SWT. Dan kalimat selamat datang kepada baginda Rasulullah muhammad saw. Di Madinah dikenal dengan lagu Marhaban, yang tidak diiringi musik. Dalam upacara ini juga disuguhkan Ziki Kapanca yang dilantunkan oleh 7 bapak-bapak yang di undang khusus. Hal ini terkandung maksud sebagai sebuah pengharapan kiranya kelak calon pengantin ini dapat mengayuh bahtera cinta menuju pantai bahagia. Syair Ziki Kapanca bernuansa Islam yang liriknya mengandung pujian kepada Allah swt. dan Rasulullah saw. Usai acara Kapanca biasanya diisi oleh hiburan rakyat seperti gentaong dan Rawa Mbojo yang digelar semalam suntukSedangkan Peta Kapanca adalah upacara penempelan inai di telapak tangan pengantin putri dan pengantin putra, dilakukan oleh lima orang tua adat wanita dan lima orang tua adat laki-laki secara bergilir. Dan upacara Peta kapanca diiringi dengan Zikir kapanca.
          Budaya Zikir labo Peta Kapanca tidak bertolak belakang dengan syariat Islam, malah dalam ajaran Islam menganjurkan agar umat Islam selalu berzikir dan bershalawat mengingat Allah swt dan Rasulnya-nya. Budaya Zikir Kapanca
Budaya Ziki dan Peta Kapanca tidak sama sekali pengaruh dari agama Hindu dan Budha, sehingga tidak bertentangan dengan ajaran Islam, malah Islam menganjurkan agar umat Islam selalu berzikir dan bershalawat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Salah satu tokoh masyarakat Sape menuturkan bahwa dalam Zikir kapanca terdapat tiga aspek yakni zikir kepada Allah Swt, shalawat kepada Rasulullah Saw dan doa. Adapun contohnya :
o   Alhamdulillahilladzii a’thonii syaiun lillahi haadza gulaa maththoyyiba (puji syukur kepada Allah Swt yang telah mengaruniakan kepada sayaseorang anak yang baik).
o   Ya Allah sampai 9x di akhiri denganYaa kholiqol basyar (Wahai sang pencipta Manusia).
o   Allahumma sholli ‘alaa Muhammad yaa saidal mursaliin (YaAllah kirimkan rahmat kepada nabi Muhammad Saw sebaik-baiknya utusan).
o   Allahummaj’alnaa waiyyaahum mimmayyastaujibusyafaa ‘atahu (Ya Allah jadikanlah kami dan mereka pula dari golongan orang-orang yang mengharap safa’at nabi Muhammad saw).
 Di dalam  Al-Quran ada beberapa potongan ayat yang memerintahkan manusia untuk selalu berzikir kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah/2/152 yang berbunyi “fazkuruu nii uzkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruuni”
Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Dari penjelasan ayat di atas bisa diketahui manusia diperintahkan oleh Allah Swt
Untuk selalu berzikir, melalui zikirlah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah Allah Swt. Zikir bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita semua.
Melalui momen acara Ziki peta Kapanca ini masyarakat Desa Sangai mendapatkan pendidikan rohani sehingga mampu membiasakan diri untuk berzikir kepada Allah Swt terkhusus untuk kedua pengantin. Menurut pemahaman orang Bima khususnya Desa Sangia Kecamatan Sape dalam acara Zikir Labo Peta Kapanca ini terdapat dua kali dalam kehidupan manusia, yaitu pertama pada saat acara persiapan khitanan atau sunatan dan yang kedua upacara pernikahan. Kebiasaan orang Bima khususnya masyarakat Desa Sangia tempat tinggal saya, ketika dilaksanakan acara zikir kapanca pada acara pernikahan maka keluarga dekat maupun kerabat yang memiliki anak laki-laki atau perempuan yang sekitar umur lima sampai tujuh tahun, tetapi kadang bagi anak perempuan ada juga yang berumur dua bulan sampai dengan empat bulan mengikiutsertakan anaknya pada acara Zikir labo Peta Kapanca tersebut dalam persiapan untuk khitanan atau sunatan.

Upacara Zikir Labo Peta Kapanca ada 4 tahap :
1.    Upacara Peta Kapanca  dilangsungkan dirumah calon pengantin wanita
Upacara Peta Kapanca dilangsungkan dirumah calon pengantin  wanita,sebelum prosesi akad nikah dilaksanakan. Sebelum pelaksanaan Peta Kapanca, terlebih dahulu dilaksanakan acara ‘Sangongo’ atau dalam bahasa Mbojonya ‘Mboho Oi Mbaru’ yang ditaburi dengan bunga-bunga harum  semerbak serta acara Cafi Ra Hambu Maru Kai yang maksudnya menata dan merias kamar calon pengantin wanita menjadi indah dan romantis. Sebelum duduk disinggasana Peta Kapanca, terlebih dahulu calon pengantin wanita dirias agar dilihat indah dan cantik dipandang mata atau dalam bahasa Bima ‘Na Ambi Ro Na Ntika Ra Ntada Ra Eda Ba Dou’. Sementara dalam upacara Peta Kapanca, juga dihadiri oleh ibu-ibu dari pihak keluarga, kaum kerabat, handai taulan dan tetangga yang berhajat.
2.    Lumatan daun pancar (Ro’o Kapanca )
Lumatan daun pancar (Ro’o Kapanca) diletakkan pada telapak tangan calon pengantin wanita oleh ibu-ibu dari keluarga dan kerabat terdekat serta ibu-ibu yang ditokohkan dan dipanuti masyarakat. Tanda merah pada telapak tangan calon pengantin wanita, menunjukkan sang gadis akan menjadi milik seseorang yang sebentar lagi akan dilangsungkan prosesi akad nikah. Biasanya, jumlah ibu-ibu yang secara bergilir meletakkan lumatan daun panca tersebut, harus ganjil.
3.     Zikir dan do`a
Prosesi Peta Kapanca juga diiringi oleh lantunan zikir sebagai do’a restu dan harapan agar kelak calon pengantin mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian dalam mengarungi bahtera rumah tangga dan menjadi pasangan yang sakinah, Mawadah, Warrahmah dibawah Ridha Allah Swt Upacara Peta kapanca, juga memberikan hikmah dan contoh kepada para gadis remaja lainnya agar bisa mengikuti jejak calon pengantin wanita yang mengakhiri masa lajangnya dengan baik dan bermartabat.
4.    Ranca Male
Pada ujung acara tersebut rangkaian bunga-bunga telur yang sudah disiapkan, akan diperebutkan oleh ibu-ibu undangan yang memiliki anak gadis. Rebutan bunga-bunga telur dalam bahasa Bima adalah Ranca Male. Telur yang didapatkan di acara itu, nantinya akan dikonsumsi oleh anak gadis mereka. Sedangkan rangkai bunganya dijadikan hiasan pada kamar anak gadis itu pula. Itulah sebabnya, upacara Peta Kapanca menjadi dambaan para ibu-ibu masyarakat Bima, dengan harapan semoga anak gadis mereka cepat mengakhiri masa lajangnya dan melewati upacara yang sama yaitu peta Kapanca

Adapun tata cara pelaksanaan Zikir Labo Peta Kapanca :
1.    Pada upacara Zikir kapanca ini dilaksanakan pada malam hari ba’da shalat isya setelah pelaksanaan ijab kabul.  dilantunkan oleh 7 bapak-bapak yang telah diundang khusus, dalam tim tersebut. Jadi, ketika ada masyarakat yang ingin membutuhkan jasanya, masyarakat langsung menghubungi ketuanya. Adapun istilah pemberian amplop/digaji. Bapak-bapak tersebut akan diberikan amplop oleh pemilik acara.
.Adapun tata cara Zikir Kapanca antara lain:
1.    Salam
2.    Istigfar 3x
3.    Syahadat
4.     Salawat
5.     Surah al-Fatihah
6.     Surah al-Ikhlas 3x
7.     Surah al-Falaq 3x
8.    Surah al-nas 3x
9.    Ayat Kursi
10. Surah al-Baqarah ayat (284-286)
11.  Zikir Kapanca
12. Do’a

2.    Peta Kapanca
Pada pelaksanaan acara pelaksanaan acara Peta Kapanca, tentu ada tata cara yang harus dilakukan, namun sebelumnya ada beberapa bahan dan alat yang harus disediakan oleh yang punya hajatan, yaitu :
1.    daun inai yang telah dihaluskan
2.    telur yang dihias dengan kertas warna warni yang ditancapkan ke dalam pohon pisang,
3.    bantal kecil untuk pengalas tangan kedua pengantin sewaktu ditempelkan daun inai
4.    daun pisang sebagai pengalas tangan dan kaki kedua pengantin
5.    air yang diisi dengan mangkuk kecil untuk dipakai bilas tangan bapak/ibu setelah melakukan penempelan
6.    tissu
7.    beras kuning yang dicampur dengan kunyit.
Adapun tata caranya antara lain:
Ø  Kedua pengantin duduk di atas panggung yang telah disediakan.
Ø  Posisi tangan lurus diletakkan di atas bantal dan di atasnya ada daunpisang yang tempatnya di atas paha serta posisi kaki juga lurus dandialaskan dengan daun pisang.Pengantin laki-laki ditempelkan daun inai (yang telah dihaluskan)  yang  diolakukan oleh lima orang dari kaum bapak dan lima orang dari kaum ibu begitu pula pengantin perempuannya.
Ø   Beras kuning yang disediakan, ditaburkan oleh bapak/ibu masing-masing  setelah menempelkan daun inai tersebut, dengan membaca salawat NabiMuhammad saw.

       Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Pelaksanaan Zikir Labo Peta Kapanca pada acara pernikahan di Desa Sangia Kecamatan Sape Kabupaten Bima.Nilai merupakan suatu konsepsi abstrak yang tidak dapat dilihat apalagi disentuh. Konsepsi abstrak dari sebuah nilai, melembaga dalam pikiran manusia baik secara individu maupun secara sosial dalam masyarakat, melembaganya sebuah nilai maka dapat dikatakan sebagai sistem nilai. Tanpa sebuah nilai, hal apapun itu tidak akan berarti apa-apa bagi manusia karena perwujudan sebuah nilai memang wajib adanya, demi eksistensi dari sebuah hal. Oleh karena itu, dalam mewujudkan eksistensi dari tradisi Zikir Labo Peta Kapanca, maka diperlukan nilai-nilai yang tetap menjaga keberadaan tradisi tersebut. Dalam hal ini, penulis menganalisis tradisi Zikir Labo Peta Kapanca dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, pendekatan ini melihat bagaimana suatu fenomena-fenomena yang ada di lapangan. Oleh karena itu, melalui pendekatan fenomenologi ini, diharapkan mampu mendekati tradisi Zikir Labo Peta Kapanca dari sudut pandang masyarakat maupun mengambil nilai yang memiliki orientasi bersifat baik bagi masyarakat, antara lain:
a. Nilai agama dan pendidikan
       Mempertahankan sebuah budaya sekaligus mewariskannya di satu sisi dan di sisi lain gugatan akan kesadaran kemanusiaan yang butuh akan perubahan, pengembangan dan pembentukan budaya dan pemaknaannya di tengah dinamika
masyarakat akan berlangsung secara cerdas melalui wahana pendidikan. Pendidikan bukan hanya menjadi lahan mewarisi dan mewariskan budaya namun
juga sekaligus menjadi transformator pengembangan, pembentukan dan pemaknaan budaya.
         Kaitan antara kebudayaan dan pendidikan sangat jelas antara keduanya.Tanpa pembudayaan tidak akan ada proses kebudayaan tanpa melibatkan pendidikan. Pada sisi lain media pendidikan merupakan sarana yang paling baik.Dalam konteks demikian, maka keberadaan nilai-nilai pendidikan dapat  di temukan dalam sebuah kebudayaan, termasuk nilai-nilai pendidikan Islam. Pemanusiaan manusia pada masyarakat semestinya sesuai dengan tujuan utama pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan tujuan pendidikan Islam dalam berbagai aspeknya.
Sekali lagi tradisi Zikir Labo Peta Kapanca Tidak terlepas dari tradisi nenek moyang pada masa kerajaan yang memiliki tujuan untuk memberikan pesan moral kepada masyarakat Bima (Mbojo). Sebelum menempuh hidup baru dianjurkan mengawalinya dengan keberkahan ayat-ayat suci Al-Quran, zikirullah, dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad Saw. Dan memberikan pengaruh positif terhadap kedua mempelai dalam pengamalan ibada kesehariannya, seperti shalat, mengaji, berpuasa, bersedekah serta kedewasaan dalam berprilaku hidup bermasyarakat, sehingga melahirkan keturunan yang soleh dan solehah, terlebih khusus kepada orang tua yang memiliki anak remaja. Begitu pula prosesinya yang menggunakan simbol-simbol budaya yang mengandung nilai-nilai dan makna yang tinggi merupakan doa bagi pengantin, agar hidup rukun  dan harmonis. Nilai-nilai tersebut sangat memberikan dampak positif bagi masyarakat Bima khususnya di Desa Sangia. Masyarakat akan tertanam rasa sosial, tolong-menolong satu sama lain, memperkokoh  silaturahim. Jadi, sangat dibutuhkan kupeduliaan pemerintah, tokoh agama, tikih adat dan budaya, tokoh masyarakat, para pemuda untuk terus  adat dan tradisi budaya lokal termasuk pernikahan dengan memaparkan makna-makna atau nilai-nilai yang terkandung  dalam prosesi acara Zikir Labo Peta Kapanca.






Komentar

  1. tradisi yang unik yang harus tetap dilestarikan oleh generasi selanjutnya.
    semangat melestarikan budaya

    BalasHapus
  2. Yradisi yg bagus tu, smoga sja tetap menjadi trdisi yg sehingga generasi2 nya masih mengingatkan hal2 yg terkait dngan tradisi yg di saampaiakan lewat resum di atas!
    dan intinya slalu bersemangat utuk kemudian menginplentasikan/ melestariakan kpada generasi2 penurus...dan
    Ada 1 hal yg saya ingin tanyakan tentang mengenai makna dari pda zikir kepanca itu sendiri ?
    Mohon coba ade jelaskan/ menginplentasikan dari makna zikir kapanca bagi orang yg melakukan hal tersebut???

    BalasHapus
    Balasan
    1. sudah tak jelasin di atas kak...coba dah dibaca lagi......

      Hapus
    2. Iya mkasi de atas resum yg sehingg saya lebih mengenal lbi dalam lagi tantang tradisi khususnya bima(mbojo)

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. okeee bang sama-sama...mari kita sama2 lebih dalam lagi untuk menggalih tradisi Mbojo

      Hapus
  3. Yradisi yg bagus tu, smoga sja tetap menjadi trdisi yg sehingga generasi2 nya masih mengingatkan hal2 yg terkait dngan tradisi yg di saampaiakan lewat resum di atas!
    dan intinya slalu bersemangat utuk kemudian menginplentasikan/ melestariakan kpada generasi2 penurus...dan
    Ada 1 hal yg saya ingin tanyakan tentang mengenai makna dari pda zikir kepanca itu sendiri ?
    Mohon coba ade jelaskan/ menginplentasikan dari makna zikir kapanca bagi orang yg melakukan hal tersebut???

    BalasHapus
  4. Sangat bermanfaat ...
    Trimkasih telah mengulas kembali tradisi bima 😊

    BalasHapus
  5. Semangat terus untuk melestarikan tradisi dan budaya yang hampir terlupakan,, semoga usahamu membuahkan hasil yang gemilang. Amiin

    BalasHapus
  6. Apakah petakapanca ini khusus untuk wanita saja atau untuk lelaki juga ?

    BalasHapus
  7. Karena silaturahmi akan membuat kubur tidak sempit.

    BalasHapus
  8. Tradisi yg pisitif kyk gini harus dilestarikan, utk menjaga silaturrahmi 😊

    BalasHapus
  9. Walaupun agak susag dimengerti, tetapi menarik jg

    BalasHapus
  10. Terimakasih untuk info nya, jadinya saya tau tradisi di bima.

    BalasHapus
  11. Assssss.
    Jadi tradisi yang bersumber dari al quran dan assuha sekarang sudah menjadi tradisi yang melekat dalam kehidupan masarakat bima pada khusisnya, jadi mari sama2 kita bebondong2 melestarikan sekaligus mempertahankan tradisi yang tidak bertentangan itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumussalam warohmatulloh...iya bang...apalagi kita sebagai masyarakat Bima(Mbojo) tulen harus melestarikan tradisi budaya zikir dan melumatkan daun inai ini... dan seperti yang ana lihat Alhamdulillah tradisi ini masih ada di tempat tinggal ana..khususnya di Desa Sangia Kec.Sape...

      Hapus
  12. mengapa dalam blog ini tidak disertai gambar agar lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi dari blog ini ? Budaya yang menarik semoga bermanfaat

    BalasHapus
  13. Susunan kata-kata yg di tandai angka n titik/nol di tiap kalimat barunya.......belum teratur n tertata dgn baik........masih beda satu sama lain........sebab yg dinialai itu bukan hanya kata" n isinya.......tapi susunanya juga harus tetap di perhatikan

    BalasHapus
  14. Lestarikan tradisi dan kebudayaan Mbojo. Terima kasih tulisannya sangat bermanfaat😊

    BalasHapus
  15. Tradisi yg sangat menarik, sungguh daerah yg tradisinya tiada habis untuk dibahas. Bangga jdi org bima - dompu.

    BalasHapus
  16. Nambah wawasan tentang kebudayaan yang di bima dan dompu semoga dapat di lestarikan

    BalasHapus
  17. Ritual seperti ini harus dilestarikan 👍

    BalasHapus
  18. Tradisi tidak bisa terlepas dari nilai-nilai baik dan buruk.

    BalasHapus
  19. Tradisi tidak bisa terlepas dari nilai-nilai baik dan buruk.

    BalasHapus
  20. Ka, boleh minta teks arab zikir kapanca nya gak..?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer